May Allah accept this attempt for the good of all. Aamiin

Resiko itu pasti datang

Meninggal Dunia. Setiap orang pasti meninggal dunia, hanya saja kita tidak pernah tahu kapan hal itu akan terjadi. Namun demikian, ketika orang yang menjadi tumpuan ekonomi keluarga meninggal terlalu cepat (misalnya karena sakit atau kecelakaan) dampaknya akan sangat berat bagi keuangan keluarga.

Karena kematian berarti terhentinya untuk selamanya sumber keuangan yang selama ini memenuhi seluruh kebutuhan keuangan keluarga. Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan orang-orang yang kita kasihi dan sayangi ?



Sakit Kritis. Pada masyarakat modern saat ini, kebanyakan orang cerderung mengabaikan pola hidup dan pola makan yang sehat. Akibatnya resiko penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal dll akan lebih besar terjadi. Ketika mengalami sakit kristis, bersiaplah untuk menguras seluruh tabungan untuk membiayai pengobatan akibat sakit kritis atau sakit berat tersebut. Sangat mungkin yang bersangkutan akan menjual asset yang ada seperti rumah dan mobil. Apa yang telah dibangun bertahun-tahun akan lenyap dalam sekejap mata. Sakit kritis dapat juga mengakibatkan kehilangan kemampuan Anda untuk bekerja. Bayangkan ... kalau sudah tidak bekerja, bagaimana dengan kelanjutan kehidupan orang-orang yang kita kasihi ?


Dari beberapa contoh diatas, mau tidak mau, mengharuskan kita memulai segala sesuatu dari awal lagi. Kita, sekali lagi mau tidak mau, harus menyesuaikan diri dengan kondisi keuangan yang baru yang jelas-jelas jauh dibawah yang kita harapkan.

Kalau harus dari nol lagi, lantas bagaimana dengan masa pensiun kita ? Dapatkah kita menjalani masa Pensiun atau masa tua kita pada tingkat kesejahteraan financial seperti yang kita harapkan ? Haruskah kita masih tetap bekerja diusia senja karena kita masih harus menopang kehidupan anak-anak karena mereka tidak punya pekerjaan yang baik akibat tingkat pendidikan yang rendah ? Atau sebaliknya, hanya menunggu ‘jatah’ bulanan dari anak-anak ?

Sudahkan Anda Peduli ?

Apakah pernah terpikirkan oleh Anda hal-hal seperti :
1. Bagaimana membiayai kehidupan Anda setelah Pensiun nanti ?
2. Bagaimana mempersiapkan biaya pendidikan anak Anda ?
3. Bagaimana kehidupan keluarga Anda nanti apabila Anda terdiagosis Kondisi Kritis bahkan meninggal ?
4. Bagaimana dengan cicilan dan kredit Anda apabila Anda kehilangan pekerjaan ?

Apabila Anda sudah memikirkannya, berarti Anda masih 1/2 peduli.


Tetapi apabila Anda sudah merencanakannya, maka Anda memang benar-benar peduli.


Mengapa Kita Perlu Proteksi ?
Dalam kehidupan ini kita akan dihadapkan kepada risiko-risiko yang berada di luar kendali kita. Berikut adalah contoh bagaimana mengelola atau mengendalikan risiko tersebut.

1. MENGHINDARI RESIKO
Kita dapat menghindari risiko dengan cara menghilangkan atau menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dapat menyebabkan risiko.
Contoh : Tuan A tinggal di daerah banjir. Untuk menghindari risiko banjir datang lagi maka Tuan A mejual rumahnya dan membeli rumah lain di daerah yang bebas banjir.

2. MENGENDALIKAN RESIKO
Kita dapat mengendalikan risiko dengan dengan cara mengantisipasi penyebab maupun akibat dari suatu risiko.
Contoh : Tuan A tinggal di daerah banjir. Untuk mengantisipasinya, maka Tuan A meninggikan rumahnya.

3. MENERIMA RESIKO
Yang dimaksud dengan menerima risiko adalah tidak melakukan aksi apapun untuk mengurangi penyebab maupun dampak dari suatu risiko.
Contoh : Tuan A yang tinggal di daerah banjir hanya bersikap pasrah dan berdoa semoga banjir tidak datang menggenangi rumahnya.

4. MENGALIHKAN RESIKO
Kita dapat mengalihkan risiko dengan cara mentransfer segala akibat yang timbul dari risiko tersebut ke pihak lain (dalam hal ini dapat juga disebut sebagai proteksi asuransi).
Contoh : Tuan A yang tinggal di daerah banjir akan mentransfer risikonya ke perusahaan asuransi dengan dengan membeli asuransi perlindungan atas banjir.

www.asuransisyariah.co.nr